UKI’s International Day Foreigner 101: Happiness From Finland & Working Abroad
UPT Pusat Pelayanan Bahasa mengundang foreigner atau orang dari luar negeri untuk datang dan berdiskusi dengan dosen, karyawan dan mahasiswa. Disini para foreigner akan membagikan pengalaman hidup mereka ataupun hal-hal lainnya yang menarik untuk dibicarakan, seperti pekerjaan, pandangan hidup, olahraga, musik, dan lain sebagainya yang ingin mereka bagikan. Program ini juga dibuat untuk memberikan mahasiswa, karyawan dan dosen pengalaman berbahasa Inggris di kehidupan nyata.
Sebagai awal dari kegiatan UKI’s International Day Foreigner 101, UPT Pusat Pelayanan Bahasa mengundang Niki Manninen yang berasal dari Findlandia dengan tema Happiness From Finland yang dilaksanakan pada Rabu, 16 November 2022 di Ruang Aula, Lt.3 Gedung AB, Universitas Kristen Indonesia, Cawang. Pada kegiatan ini kita berdiskusi mengenai apa yang menjadi kunci dari negara Finlandia sehingga dinobatkan sebagai negara paling bahagia di dunia.
Niki bercerita jika biaya pendidikan di Finlandia gratis namun hal tersebut tidak membuat orang-orang di sana menganggap pendidikan itu tidak penting. Selain itu Finlandia juga menjadi salah satu negara yang paling bersih berkat pengolahan sampah yang mereka lakukan, bahkan sampah di Finland dipisahkan menjadi enam jenis sampah. Niki berkata jika sudah menjadi kebiasaan sejak kecil di Finlandia untuk mengorganisir sampahnya sendiri. Tidak itu saja saat mendapatkan pertanyaan dari peserta mengenai pernyataan “No Night at Finland” Niki mengatakan jika memang terdapat suatu musim dimana dalam beberapa hari matahari di Finlandia selalu bersinar hampir selama 24 jam.
Kegiatan UKI’s International Day Foreigner 101 dilanjutkan dengan mengundang Gerrit Jacobus van Dam yang berasal dari Belanda dengan tema Working Abroad: Take it or Leave it? Pada Rabu, 14 Desember 2022 di Ruang Seminar, Lt.3 Gedung AB, Universitas Kristen Indoensia. Gerrit yang berprofesi sebagai guru di Indonesia bercerita rasanya bekerja di luar negara asalnya. Ia juga meminta agar kita berani mencoba berbicara bahasa asing, terutama jika kita memiliki keinginan untuk bekerja di luar negeri. Terkadang dengan mendengar aksen bahasa asing diri sendiri memang memalukan, namun untuk kesehariannya aksen itu tidak terlalu penting dan bisa dipalajari dengan sendirinya, kata Gerrit.